DARI SKEPTIS MENJADI INSPIRATOR
DARI SKEPTIS MENJADI INSPIRATOR
Oleh: Cintania Namira Salsabila - SMAN 1 Ambarawa
Pendidikan adalah kunci utama dalam pembentukan karakter dan kepribadian peserta didik di era globalisasi ini. Pendidikan tidak hanya berfokus pada aspek akademis semata tetapi juga pada pengembangan karakter dan soft skill yang dibutuhkan di kehidupan sehari-hari. Salah satu program yang dirancang untuk mengembangkan nilai siswa adalah project penguatan profil pelajar Pancasila atau disebut dengan P5. Gotong royong merupakan salah satu nilai yang ditanamkan dalam kegiatan P5 dan sekaligus merupakan nilai-nilai hasthalaku, yaitu 8 perilaku utama yang diharapkan dapat dimiliki oleh setiap pelajar. Gotong royong tidak hanya menjadi sekadar aktivitas bersama tetapi sebuah nilai yang mengakar dalam kebudayaan kita dan menjadi fondasi penting dalam pembangunan karakter bangsa. Akan tetapi, tidak semua peserta didik menyadari pentingnya kegiatan P5 ini ada yang beranggapan bahwa P5 adalah kegiatan yang membuang-buang waktu dan tidak bermanfaat sebagaimana dirasakan oleh salah satu peserta didik di SMA negeri 1 Ambarawa.
Salah satu peserta didik SMA Negeri 1 Ambarawa beranggapan bahwa P5 hanyalah serangkaian kegiatan yang membuang-buang waktu. Menurutnya, tugas-tugas yang diberikan dalam P5 tidak relevan dengan pembelajaran utama di sekolah. Ia lebih memilih untuk fokus pada pembelajaran karena dianggap lebih penting untuk masa depannya. Dia memiliki pemikiran bahwa gotong royong adalah hal kuno dan tidak sesuai dengan dunia modern yang serba individualis, dia mengatakan kepada teman-temannya bahwa kegiatan P5 tidak bermanfaat dan membuang-buang waktu saja. Konflik batin ini juga semakin diperkuat dengan lingkungan kelas yang tidak mendukung. Teman-teman dikelasnya kurang antusias dalam mengikuti kegiatan P5.
Namun, sudut pandangnya mulai berubah ketika kegiatan P5 dengan tema kerajinan dari eceng gondok. Mereka di berikan tugas untuk bekerja sama membuat suatu karya yang terbuat dari eceng gondok. Dia menyadari bahwa tanpa adanya gotong royong proyek P5 ini tidak akan selesai dan kelompoknya tidak bisa membuat sebuah karya. pengalaman ini membuka pikiran Nia bahwa dalam kegiatan P5 ini banyak yang dapat di pelajari , terutama dalam hal kerjasama dan gotong royong. Ia juga menyadari bahwa sebenarnya gotong royong bukan hanya tentang menyelesaikan pekerjaan namun juga meningkatkan dan menciptakan kerukunan dan ikatan yang kuat sesama peserta didik.Nia juga menyadari bahwa kegiatan P5 ini adalah kesempatan emas itu bisa menerapkan nilai-nilai hastalaku dan memupuk karakter dan moral peserta didik . Kini Nia menjadi pelopor dalam penerapan nilai-nilai hasthalaku di kelasnya bahkan dia juga berupaya untuk mengajak teman temannya menggunakan kesempatan emas ini untuk sama sama memperbaiki karakter diri.
Menurut data yang saya peroleh dari survei internal di salah satu kelas XI SMAN 1 Ambarawa setelah kegiatan P5 terjadi peningkatan pada aspek kerjasama siswa yaitu 80% peserta didik merasa menjadi lebih dekat dengan teman temannya dan karakternya menjadi lebih baik. Selain itu 90% peserta didik mengalami peningkatan rasa tanggung jawab siswa terhadap diri sendiri maupun lingkungan serta adanya peningkatan soft skill. Data ini menunjukan bahwa kegiatan P5 memberikan dampak yang positif bagi karakter dan perkembangan individu. Fakta ini semakin menguatkan bawa P5 adalah progam yang tidak hanya bermanfaat secara akademis, tetapi juga sangat penting dalam pembentukan karakter peserta didik.
P5 sejatinya memiliki peran penting dalam membangun karakter peserta didik. Melalui kegiatan ini peserta didik tidak hanya belajar melalui teori-teori yang diberikan namun belajar praktik langsung penerapan nilai nilai hasthalaku yang terkandung dalam kegiatan P5 ini. Salah satu nilai utamanya yaitu gotong royong , gotong royong mengajarkan peserta didik untuk saling membantu dan berkerjasama untuk mencapai suatu tujuan. Nilai gotong royong ini juga sangat berguna dalam dunia kerja dan kehidupan bermasyarakat untuk membangun manusia dengan SDM yang tinggi. Oleh karena itu sangat penting bagi setiap sekolah untuk terus mengimplementasikan kegiatan P5 dengan berbagai inovasi baru yang menarik bagi peserta didik. Selain itu , partisipasi dalam kegiatan P5 juga terbukti meningkatkan kesadaran siswa terhadap isu isu sosial.
Mari kita jadikan kegiatan P5 sebagai wadah untuk mengembangkan karakter peserta didik menjadi lebih baik. Kita harus mendukung dan mendorong secara penuh pengimplementasian nilai-nilai hasthalaku dalam kegiatan sehari-hari. Mari kita jadikan hasthalaku sebagai panduan kehidupan sehari-hari dan buktikan bahwa gotong royong bukanlah hanya kata-kata semata , tetapi nilai mendasar yang dapat membawa kita menjadi pribadi yang lebih baik. Dengan menjadikan nilai-nilai hasthalaku sebagai bagian dari kehidupan , kita dapat membangun penerus bangsa yang tidak hanya cerdas dari segi akademik namun juga baik dalam hal karakter dan mampu memberi manfaat baik bagi masyarakat dan lingkungan.
Komentar
Jadilah yang pertama berkomentar di sini